Cerita Sedih Jemaah yang Ditipu First Travel

30 Mei 2018 11:59 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tersangka kasus First Travel tiba di PN Depok (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tersangka kasus First Travel tiba di PN Depok (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bos biro perjalanan umrah First Travel, Anniesa Hasibuan, Andika Surachman, dan Kiki Hasibuan, menjalani sidang vonis di Pengadilan Negeri Depok, Rabu (30/5).
ADVERTISEMENT
Kasus tumbangnya agen umrah ini tetap menyisakan banyak cerita. Ribuan calon jemaah umrah First Travel gagal berangkat. Berikut kumparan merangkum beberapa kisah korban First Travel.
Mak Upiak, jemaah First Travel asal Desa Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, itu tak diberangkatkan umrah oleh First Travel.
Promo umrah murah First Travel membuat nenek berusia 75 tahun ini tergiur. Janji palsu First Travel seakan menjadi angin segar untuk dirinya yang bermimpi pergi ke tanah suci. Untuk bisa umrah, berbagai upaya dilakukan Mak Upiak, termasuk menjual kerbau hasil ia bertani selama hidupnya.
Mak Upiak korban First Travel (Foto: Dok. kitabisa.com)
zoom-in-whitePerbesar
Mak Upiak korban First Travel (Foto: Dok. kitabisa.com)
Meski pada akhirnya ia tak diberangkatkan oleh First Travel, nasib baik masih berpihak ke Mak Upiak. Ia akhirnya berangkat dari hasil donasi di kitabisa.com yang diinisiasi oleh Andri Zainal Kari.
ADVERTISEMENT
Salah satu purnawirawan polisi asal palembang, Zuherial, juga tak luput menjadi korban First Travel. Ia dijanjikan akan diberangkatkan pada Maret 2017. Namun, Janji tinggal janji, ia tak kunjung berangkat, padahal ia sudah melunasi pembayaran.
"Saya daftar untuk 5 orang. Setelah daftar, saya temuin agen (First Travel) sesudah saya transfer. Dia bilang bukti pengiriman kirim ke kita (First Travel)," ucap Zuherial dalam persidangan First Travel di Pengadilan Negeri Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (14/3).
Pensiunan Polisi Korban First Travel. (Foto: Raga Imam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pensiunan Polisi Korban First Travel. (Foto: Raga Imam/kumparan)
Meski sadar tidak diberangkatkan, Zuherial mengaku sudah lapang dada untuk bisa mengikhlaskan uang pensiunan serta tabungannya itu.
Iriyanti adalah satu dari sekian banyak orang yang ditipu. Iriyanti hadir menjadi saksi di persidangan ketiga bos First Travel di Pengadilan Negeri Depok, Jawa Barat, Senin (12/3).
ADVERTISEMENT
Hari itu seperti menjadi kesempatannya untuk meluapkan emosinya kepada bos First Travel. Bagaimana tidak? ia mengaku selama dua tahun menabung untuk bisa umrah.
"Saya berharap uang kami dikembalikan sepenuhnya. Karena ini uang saya kumpulkan 2 tahun untuk ikut umrah. Saya sudah lunas Rp 14,3 juta, tapi tidak juga diberangkatkan. Saya kecewa sekali," ucap Iriyanti.
Kunut, seorang Warga Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi, juga terpaksa harus merasakan tipu daya bos First Travel.
"Pikiran saya puyeng kalau ingat umrah. Badan saya sepertinya butuh dirawat karena kurang enak terus," kata Kunut (75), seperti dilansir Antara, Minggu (20/8).
Total ia sudah menyetorkan uang sebesar Rp 32 juta untuk bisa menginjakkan kaki ke tanah suci. Namun ia beserta istrinya harus mengubur impiannya itu.
ADVERTISEMENT
Saat ini ia masih memiliki satu impian-- ingin uangnya itu bisa dikembalikan secara utuh. Ia mengakui, kasus ini membuatnya mengalami permasalahan kesehatan yang mengakibatkan penurunan stamina.
Promo yang membuat harga First Travel lebih murah sebesar Rp 4 juta ketimbang agen lain, membuat Eti tergiur.
Namun, setelah melunasi pembayaran, Eti tak kunjung berangkat. Bahkan First Travel melakukan penjadwalan ulang keberangkatan dirinya hingga 3 kali.
"Dari 2015 saya sudah reschedule 3 kali," kata Eti di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (10/8).
Calon jemaah umrah First Travel (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Calon jemaah umrah First Travel (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
Tak hanya sampai di situ, ia malah diminta tambahan pembayaran sebesar Rp 2,5 juta setiap kali penjadwalan ulang. Dari tahun 2015 lalu hingga bulan April 2017, Eti tidak kunjung diberangkatkan.
ADVERTISEMENT
Sama seperti korban lain, Aisyah juga tak kunjung berangkat. Padahal, ia sudah mendaftar sejak 2013.
"Dijanjikan berangkat Mei 2017, tapi diundur. Dijanjikan berangkat 6 Juni tapi saya nambah Rp 1,5 juta untuk pesawat. Setelah itu malah setop enggak ada pemberangkatan," kata Aisyah, di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (10/8).
Saat ini ia mengaku tidak tahu bagaimana nasib uangnya itu.
Satu keluarga yang berjumlah 13 orang gagal berangkat umrah. Padahal, mereka sudah melunasi pembayaran sebesar Rp 186.190.000 ke First Travel pada tanggal 14 Juni 2016. Mereka dijanjikan bisa berangkat rentang Desember 2016-Januari 2017.
"Tiba-tiba beberapa saat kemudian, agen First Travel menghubungi kami dan memberitahu bahwa jadwal keberangkatan berubah dan akan disampaikan di kemudian hari," ujar calon jemaah tersebut dalam keterangan yang diterima kumparan, Jumat (11/8).
Kantor First Travel. (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor First Travel. (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)
Merasa ada hal yang tak beres, satu keluarga itu memutuskan untuk membatalkan pemberangkatan. Satu keluarga tersebut sudah mengikuti prosedur yang ada, namun setelah empat bulan sejak proses pembatalan itu, uang mereka tak kunjung dikembalikan.
ADVERTISEMENT