Fakta-fakta 'Kerajaan Fiktif' King of The King

1 Februari 2020 5:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mahkota kerajaan Foto: Flickr/Kato Shinya
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mahkota kerajaan Foto: Flickr/Kato Shinya
ADVERTISEMENT
Fenomena munculnya 'kerajaan fiktif' terus terjadi. Setelah Keraton Agung Sejagat di Semarang dan Sunda Empire di Bandung, kini muncul kerajaan fiktif lainnya bernama King of The King.
ADVERTISEMENT
King of The King ramai menjadi perbincangan publik setelah spanduknya terpasang di daerah Tangerang, Banten. Spanduk itu diketahui dipasang seseorang bernama Prapto pada Senin (27/1).
Polisi kemudian bergerak cepat mengusut kerajaan fiktif itu. Tidak butuh waktu lama, Prapto kemudian diamankan untuk diminta keterangannya. Ia mengaku tidak mengetahui soal King of The King, ia hanya menjalankan perintah orang tak dikenal dan dijanjikan iming-iming keuntungan miliaran rupiah.
Belakangan disebut-sebut seorang pria bernama Dony Pedro merupakan raja King of The King. Tapi belum ada kejelasan mengenai sosok Dony Pedro dan di mana keberadaannya.
Poster King of The King di Terminal Poris Plawad, Tangerang dicopot petugas Satpol PP. Foto: Dok. Istimewa
Dalam pengusutannya, polisi sudah menetapkan tiga orang sebagai tersangka dalam kasus ini. Mereka adalah dua petinggi King of The Kings berinisial N dan P yang tergabung dalam Indonesia Mercusuar Dunia (IMD) dan pemasang spanduk berinsial F.
ADVERTISEMENT
Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Sugeng Hariyanto mengatakan mereka dijerat Pasal 14 dan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang penyebaran berita bohong. Selain itu tidak menutup kemungkinan mereka akan dijerat dengan Pasal lain.
Selain itu Sugeng mengatakan polisi masih terus mendalami kasus ini. Tidak menutup kemungkinan jumlah tersangka akan kembali bertambah.
Berikut kumparan rangkum fakta-fakta kerajaan fiktif King of The King yang telah dibongkar polisi:
Poster kerajaan fiktif 'King of The King' menghiasi sudut terminal Poris Plawad pada Senin (27/1). Foto: kumparan
King of The King Ada di beberapa Daerah
Kerajaan fiktif King of The King tidak hanya berlokasi di Tangerang. Sejauh ini mereka terdeteksi memiliki cabang di Nganjuk, Sukabumi, Sulawesi Barat, dan Kalimatan Timur.
Di Nganjuk, poster kerajaan fiktif itu beredar dan viral di media sosial. Akun Instagram @asli.nganjuk memperlihatkan sejumlah orang sedang membentangkan spanduk dengan tulisan 'Selamat Datang MR Dony Pedro'. Dony Pedro disebut sebagai raja King of The King.
ADVERTISEMENT
Selain itu, juga muncul suara perempuan yang membaca spanduk tersebut.
“Ini adalah proses pembentangan baliho IMD di A tiga Nganjuk,” ujar suara wanita itu dalam video. Dalam video itu dikatakan, Dony Pedro bisa melunasi utang masyarakat Indonesia.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyodo membenarkan adanya poster King of The King di Nganjuk sesuai dalam video yang beredar itu. Menurut dia, video tersebut dibuat pada tanggal 31 Desember 2019 sekitar pukul 09.00 WIB di lokasi Pasar Burung Warujayeng, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Ada empat orang pembuat video tersebut yang telah diamankan. Yakni Amin Gatot, Dwi Susanti, Wasis dan Purwanto. Mereka adalah warga Tanjung Anom, Nganjuk. Dalam keterangannya, kata Trunoyudo, mereka membuat video tersebut agar dapat duit Rp 1 miliar dari Dony Pedro.
ADVERTISEMENT
Trunoyudo mengatakan empat orang yang diperiksa itu mengaku diiming-imingi sesuatu oleh Dony Pedro. Di antara janji yang disebut oleh Donyadalah melunasi utang Indonesia dengan cara menarik dana dari Bank Swiss.
Kemudian mengajak masyarakat bergabung dengan membayar duit pendaftaran sebesar Rp 1,5 juta yang nantinya akan diganti oleh Dony Pedro senilai Rp 3 miliar. Pencairan duit Rp 3 miliar itu akan dicairkan pada tanggal 30 Maret 2019.
Trunoyudo menyebut di Nganjuk, ada sebanyak 40 orang yang menjadi anggota King of The King. Mereka diiming-imingi uang sebesar Rp 3 miliar. King of The King ini juga disebut sebagai IMD.
Trunoyudo mengatakan polisi akan menyelidiki kasus ini lebih lanjut. Dia juga akan mencari keberadaan Dony Pedro selaku Raja King of The King.
ADVERTISEMENT
Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Cidahu mendatangi sebuah rumah di Kampung Babakanpari, Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, menyusul adanya kelompok diduga King of The King di kampung tersebut.
Dalam dinding salah satu sudut rumah milik seorang warga berinisial H, terpasang spanduk bergambar lambang serta bertuliskan King of The King MH 101 NST. H diduga menjadi pemimpin kelompok tersebut.
Camat Cidahu, Erry Erstanto, mengatakan saat ini unsur Muspika sedang menyelidiki soal kehadiran kelompok King of The King di wilayahnya. Erry menuturkan kabar keberadaan kelompok ini mulai mencuat pada Kamis (30/1).
"Dugaan kita memang terkait dengan jaringan King Of The King yang lain. Inisial (pimpinan) H," kata Erry.
ADVERTISEMENT
Dari informasi yang dihimpun, H sudah menetap cukup lama, sekitar 5 hingga 7 tahun di kampung tersebut. H sendiri merupakan warga pendatang di wilayah Cidahu.
Eksistensi King of The King di Kutai Timur tidak berlangsung lama. Sebab, polisi sudah menangkap dua petinggi King of The King di Kabupaten Kutai Timur berinisial BU dan Z.
"Keduanya bertugas mencari dan mengumpulkan anggota King of The King dengan setoran pendaftaran sebesar Rp 2 juta sampai Rp 3 juta," kata Kasat Reskrim Polres Kutim AKP Ferry Putra Samodra.
Ferry mengatakan BU perannya adalah sebagai Ketua Indonesia Mercusuar Dunia (IMD) untuk wilayah Kutai Timur. IMD ini adalah nama lain dari King of The King. Sedangkan Z perannya adalah koordinator IMD di wilayah Kutai Timur juga.
ADVERTISEMENT
Menurut Ferry, duit setoran dari warga yang diminta BU dan Z itu ditransfer ke rekening Dony Pedro. Dony Pedro sebelumnya disebut maharaja dari King of The King dan kini masih diburu. Ferry mengatakan ada 20 orang pengikut IMD di Kutai Timur
Warga Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, dihebohkan dengan kemunculan spanduk kerajaan King of The King. Spanduk tersebut terpasang di pinggir Jalan Trans Sulawesi, tepatnya di Desa Kaluku Nangka, Kecamatan Bambaira, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat.
Kasat Intel Polres Mamuju Utara, Iptu Rahmatullah, membenarkan adanya keberadaan spanduk kerajaan King of The King tersebut. Menurutnya, pihaknya telah memerintahkan pemerintah kecamatan untuk menertibkan spanduk tersebut agar tidak menimbulkan keresahan pada warga.
ADVERTISEMENT
Dari pengakuan AYD, salah seorang pengikut kerajaan King of The King, awalnya dia bertemu dengan pengikut kerajaan King of The King lainnya di Palu, Sulawesi Tengah. AYD lalu diajak bergabung dan berangkat ke Bandung, Jawa Barat.
Menurut AYD, adapun persyaratan lain menjadi anggota kerajaan King of The King, yakni fotokopi KTP, nomor rekening, pin ATM dari nomor rekening yang telah disetor, serta pas foto ukuran 4x6 sebanyak 2 lembar.
Juanda (48), yang merupakan aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Karawang menjadi salah satu anggota King of King. Juanda tertarik bergabung King of The King atas bujuk rayu sang maharaja paduka King of The King, Dony Pedro.
ADVERTISEMENT
Saat ditemui di kantornya di Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, Juanda mengisahkan kali pertama kenal dengan Pedro itu dari sebuah telepon. Pada awal 2019, kata Juanda, ada nomor yang tak dikenal menghubungi ponselnya.
Dia kemudian menjawab nomor telepon tak dikenal itu. Orang ditelepon itu memperkenalkan diri sebagai Dony Pedro.
Juanda, Dony mengaku sedang mencari pembeli pedang samurai langka. Untuk meyakinkan Juanda, ia mengirim berbagai gambar samurai tersebut melalui WhatsApp. Dony juga menawarkan komisi yang besar kepada Juanda jika berhasil menjual pedang samurai itu.
"Saya dijanjikan uang komisi yang sangat besar hingga tertarik mencarikan pembeli untuknya," ungkap Juanda.
Sepekan setelah mengobrol di telepon, Juanda diundang datang ke rumah Dony di Bandung. Juanda tak menjelaskan di mana lokasi rumah Dony di Bandung.
Juanda, petinggi King of The King di Tangerang yang ternyata ASN Kabupaten Karawang. Foto: Dok. Istimewa
Di rumah itu, Juanda diperlihatkan berbagai benda pusaka yang diklaim nilainya mencapai triliunan rupiah. Dari situ Juanda yakin Dony adalah kolektor benda pusaka.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, Juanda kemudian bertemu orang kaya di Karawang yang sedang mencari barang pusaka langka. Orang itu, kata Juanda, berminat setelah diperlihatkan gambar samurai dari Dony. Namun, transaksi itu gagal. Juanda tak menyebut apa yang membuat transaksi penjualan barang pusaka itu gagal.
Meski gagal transaksi, Dony kerap menghubungi Juanda. Dony tak hanya membahas soal benda pusaka seperti samurai. Dia meyakinkan Juanda soal harta sangat besar yang tersimpan di Bank Swiss.
Menurut Juanda, Dony bahkan kerap menyebut nama petinggi negara, orang berpangkat di kalangan militer hingga profesional saat meyakinkannya bergabung dengan King of The King.