Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Memaksa Penumpang KRL Mandiri dengan Tiket Elektronik
31 Januari 2017 16:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT
Mesin-mesin merah berderet di Stasiun Bogor. Sepintas seperti drink vending machine yang biasa terisi penuh oleh botol atau kaleng minuman. Tapi rupanya tidak. Ini ticket vending machine untuk membeli tiket elektronik kereta rel listrik (KRL).
ADVERTISEMENT
Vending machine dibuat dan disediakan sebagai bagian dari sistem pembayaran karcis ke tiket elektronik --yang dinamakan Commuter Electronic Ticketing (Commet).
Sistem tiket elektronik untuk transaksi perjalanan KRL Jabodetabek sudah diberlakukan sejak 2013, seiring dimunculkannya kereta satu kelas Commuter Line untuk warga Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi.
E-ticketing otomatis mengajarkan budaya tertib bagi pengguna Commuter Line. Mereka dipaksa mandiri. Membeli sendiri tiket elektronik di vending machine, tak mesti dilayani oleh petugas karcis di loket.
E-ticketing juga diberlakukan untuk mendorong modernisasi masyarakat. Sebelum e-ticketing diterapkan, banyak pengguna KRL mengeluh soal uang kembalian mereka yang kurang.
Kini setelah tiket elektronik diterapkan, laporan komplain tersebut hampir tak ada.
“Ke depannya, stasiun-stasiun mungkin hanya akan menyediakan satu loket. Sisanya memakai vending machine,” kata Eva Chairunisa, Humas PT KAI Commuter Jabodetabek, kepada kumparan di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Selasa, (24/1).
ADVERTISEMENT
Sampai akhir 2016, jumlah vending machine sudah mencapai 50 unit. Jumlah itu tersebar di 13 stasiun kereta se-Jabodetabek.
“Tahun ini PT KCJ akan menambah 400 unit vending machine untuk seluruh Jabodetabek. Di antaranya ada mesin untuk transaksi tiket, dan sebagian besar akan dilengkapi mesin top-up KMT (Kartu Multi-Trip) sehingga penumpang tidak perlu mengantre di vending machine transaksi,” ujar Eva.
Saat ini mayoritas penggunaan vending machine adalah orang-orang yang menggunakan tiket harian berjaminan (THB), yakni tiket elektronik untuk penggunaan harian saja.
Untuk memudahkan konsumen, THB nantinya dapat diisi ulang di minimarket, sedangkan KMT bisa diisi lewat transfer antarbank atau internet banking.
Rencana tersebut dijadwalkan terealisasi bulan depan, Februari 2017.
Selain vending machine untuk transaksi tiket dan top-up, ke depannya akan disediakan pula fare adjustment vending machine untuk membayar kekurangan tarif atau menghilangkan denda penalti andai penumpang pengguna THB turun pada stasiun yang lebih jauh atau tak sesuai dengan transaksi awal.
ADVERTISEMENT
“Jika mesin (penyesuai tarif) tersebut sudah ada, penalti yang berlaku sekarang akan dihilangkan oleh pihak KRL. Pengguna cukup membayar sisa atau kekurangan biaya perjalanan,” tutur Eva.
Dengan segala keunggulan itu, apa pendapat para penumpang Commuter Line tentang vending machine?
Di Stasiun Pondok Ranji, Tangerang Selatan, terlihat seorang lelaki kebingungan di depan vending machine. Bernard, 57 tahun, rupanya baru pertama kali menggunakan mesin itu.
"Biasanya enggak pake beginian, manual aja," kata Bernard yang akan berkereta ke Stasiun Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Bernard mengapresiasi gebrakan PT KCJ melalui penggunaan vending machine ini. Namun ia minta sosialisasi digencarkan agar para penumpang tak gagap.
“Kalau kayak saya, baru pertama kali gini, bingung. (Mau beli tiket) di loket ditolak mulu, katanya harus di sini (vending machine). Tadi ibu-ibu juga bingung,” ujar pedagang sprei itu.
ADVERTISEMENT
Bernard dan sejumlah orang lainnya tak tahu harus bertanya ke mana soal cara menggunakan vending machine itu, sebab tak terlihat petugas di dekat mesin tersebut.
Orang-orang yang kebingungan dan gagap teknologi itu akhirnya malah membuat antrean di depan vending machine mengular. Banyak yang belum paham cara memakai mesin itu.
Beda lagi dengan Solehudin, warga Bekasi Timur yang ditemui kumparan di stasiun yang sama. Karyawan restoran itu merasa terbantu dengan vending machine.
"Sebenernya pakai ini (vending machine) enggak lama. Cuma orang yang mau narik uangnya lagi agak repot kalau pakai mesin in," kata pria 41 tahun itu.
Solehudin yang tak setiap hari menumpang kereta, biasa memakai tiket harian berjaminan jika hendak berkereta. Menurut dia, THB lebih mudah buatnya karena ia tak selalu naik kereta.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, Solehudin berharap vending machine untuk membeli THB diperbanyak.
Dengan sistem e-ticketing, PT KCJ menargetkan menggaet 1,2 juta penumpang per hari pada tahun 2019.
Modernisasi mutlak dilakukan bila negeri ini tak mau tertinggal dari negara lain. Tapi, ulurkan tangan kepada mereka yang tertatih agar semua bisa maju bersama.
Apa kamu setuju?
Yuk, ikuti rangkaian kisah seputar kereta komuter di sini
ADVERTISEMENT