Serba-serbi Mulyono Disebut Gagalkan Anies Maju Pilkada

31 Agustus 2024 8:59 WIB
·
waktu baca 4 menit
Anies Baswedan usai melakukan pertemuan dengan Ketua DPD PDIP DKI Jakarta, Adi Wijaya (Aming) di Kantor DPD PDIP DKI Jakarta, Sabtu (24/8/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anies Baswedan usai melakukan pertemuan dengan Ketua DPD PDIP DKI Jakarta, Adi Wijaya (Aming) di Kantor DPD PDIP DKI Jakarta, Sabtu (24/8/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
PDIP seperti sedang melakukan 'poco-poco' di Pilgub Jakarta dan Jawa Barat. Poco-poco ini juga kerap dipakai Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menunjukkan perubahan kebijakan yang kerap dilakukan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Di Pilgub Jakarta, PDIP dikabarkan akan mengusung Anies Baswedan. Nama mantan Gubernur Jakarta itu santer dibahas di DPP PDIP pada Selasa, 27 Agustus 2024. Fotonya sudah tersebar pakai kemeja merah, berfoto dengan kader PDIP yang digadang jadi cawagub Anies: Rano Karno.
Nyatanya, Megawati lebih memilik kader banteng. Sekretaris Kabinet Presiden Jokowi, Pramono Anung, ditugaskan maju jadi Cagub Jakarta. Pendampingnya: Rano Karno. Mereka daftar ke KPU Jakarta Rabu, 28 Agustus 2024.
Anies Baswedan dan Rano Karno bertemu di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Senin (26/8/2024). Foto: Dok. Istimewa
Begitu juga dengan Pilgub Jabar. Nama Anies kembali mencuat untuk diusung PDIP di Jabar usai gagal di Pilkada Jakarta. Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono, bahkan sudah memberikan kode partainya bisa jadi mengusung nonkader.
Tapi hal itu kembali tidak terjadi. Anies lewat jubirnya menegaskan tidak maju di Pilgub Jabar.
ADVERTISEMENT
“Dan kita tahu bahwa kalau di Jakarta memang banyak aspirasi warga masyarakat yang meminta Mas Anies untuk maju di Pilkada Jakarta. Dan itu juga ter-refleksi dalam keputusan partai di tingkat wilayah, maupun di tingkat daerah yang meminta Mas Anies untuk maju di Pilkada Jakarta. Dan kita tahu itu juga sudah beberapa keputusan partai di tingkat pusat,” kata Sahrin Hamid, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kamis (29/8) malam.
“Namun memang Jawa Barat itu tidak ada secara khusus permintaan dari warga masyarakat maupun aspirasi dari partai politik di tingkat daerah maupun di tingkat wilayah (Jabar),” tambahnya.

Nama Mulyono Mencuat

Ono Surono, usungan PDI-P tiba di KPU Provinsi Jawa Barat. Foto: You Tube KPU Provinsi Jawa Barat
Nama Mulyono kemudian mencuat terkait kegagalan Anies maju pilkada. Disebut Mulyono and the genk adalah pihak yang menggagalkan Anies Baswedan untuk maju di Pilkada 2024.
ADVERTISEMENT
Mulyono diketahui merupakan nama masa kecil Jokowi. Karena Mulyono sakit-sakitan, orang tuanya mengganti nama itu menjadi Joko Widodo.
Nama Mulyono juga sempat jadi trending di media sosoial. Ini menyusul upaya manipulasi demokrasi oleh elite politik hingga memicu aksi "Peringatan Darurat" di banyak daerah.
Keterkaitan Mulyono dengan proses pilkada disampaikan Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ono Surono. Saat itu ia bicara terkait batalnya Anies Baswedan maju sebagai calon gubernur Jawa Barat di Pilkada Jabar 2024. Padahal nama Anies sempat berembus kencang pada Kamis (29/8), namun hingga detik terakhir PDIP justru mengusung Jeje Wiradinata dan Ronal Sunandar Surapradja.
"Ada tangan-tangan dari luar yang tidak menghendaki Pak Anies diusung di Jawa Barat," kata Ono di KPUD Jabar, Jumat (30/8).
ADVERTISEMENT
"Siapa?" tanya wartawan.
"Mulyono dan geng," jawab Ono.

Mulyono Jangan Cawe-cawe

Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Ono Surono usai sambangi DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Kamis (29/8/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
Ono meminta Mulyono untuk tidak melakukan cawe-cawe dalam Pilkada 2024.
"Ya Mulyono gak usah cawe-cawe lagilah di Pilkada. Biarkan rakyat bisa mempunyai pilihan sesuai dengan hati nuraninya hingga terpilih pemimpin yang terbaik untuk Indonesia, untuk provinsi, dan untuk kabupaten/kota di seluruh Indonesia," kata Ono, Jumat dini hari (30/8).
Ono menyebut keputusan Anies tidak maju Pilgub Jabar adalah hasil dari penjegalan.
"Tidak bisa secara spesifik saya sampaikan, tapi bisa kita lihat Pak Anies dijegal di DKI (Jakarta), dan ini terjadi di Jawa Barat. Wartawan bisa menafsirkan sendiri bentuknya seperti apa tapi itu fakta yang kita alami bersama," ujar Ono.
Sementara itu, politikus PDIP Arteria Dahlan mengaku tidak tahu soal penjegalan Anies oleh Mulyono.
ADVERTISEMENT
"Saya nggak tahu, ditanyakan sama Ono aja itu. Silakan tanya ke Ono, dia mengalami betul peristiwa itu. Kalau saya kan kita melihat dari jauh," ujar Arteria saat dijumpai di kompleks parlemen, Jakpus, Jumat (30/8).
"Perintahnya bahwa kita ini sedang berjuang sampai titik darah penghabisan, dalam kondisi apa pun," ujar Arteria.

Pernyataan Istana

Anies Baswedan menyampaikan keterangan di kanal Youtubenya. Foto: Youtube/Anies Baswedan
Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana buka suara terkait tudingan dari Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono yang menyebut ada upaya penjegalan kepada Anies Baswedan untuk maju di Pilgub Jabar dari pihak istana.
Ari mengatakan pencalonan kepala daerah itu menjadi ranah atau kewenangan partai politik. Ia menyangkal bahwa presiden turut ikut campur terhadap urusan parpol.
“Keputusan pencalonan atau tidak dicalonkannya seseorang diputuskan melalui mekanisme internal partai masing-masing. Setiap partai memiliki kedaulatan untuk memutuskannya,” kata Ari dalam keterangannya, Jumat (30/8).
ADVERTISEMENT
Ari meminta agar tidak selalu mengait-ngaitkan persoalan internal partai politik terjadi karena ada “cawe-cawe” presiden.
“Jangan sampai semua problem putusan internal partai, selalu dikait-kaitkan dengan presiden,” ungkap dia.

Jokowi Jawab Tudingan

Presiden Jokowi memakai kemeja biru saat memberikan keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, 27 Agustus. Foto: YouTube/Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi buka suara soal tudingan menjegal Anies Baswedan maju di Pilgub Jakarta dan Jawa Barat. Ia mengatakan tidak ada urusan dengan Pilkada 2024.
"Saya bukan ketua partai, saya juga bukan pemilik partai, supaya tahu semua, apa urusannya?" kata Jokowi di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Jumat (30/8).
Ia sekali menegaskan tak mengurusi Pilkada. Sebab, itu ranah partai politik.
"Ya, tapi kan itu urusan partai politik, mau mencalonkan dan tidak mencalonkan itu urusan koalisi, urusan partai politik, ada mekanisme, ada proses di situ," ungkap Jokowi.
ADVERTISEMENT
Jokowi menyebut, tudingan seperti itu udah sering didapat. Seperti makanan sehari-hari.
"Saya kan ditudang-tuding, kan banyak banget, tidak hanya itu saja, dituding menjegal, dituding menghambat, dituding," ujar dia.