Lady Boss with a Class: Sari Kusumaningrum

21 April 2017 12:52 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sari Kusumaningrum. (Foto: Dok. Pribadi/Sari Kusumaningrum)
A lady with a class.
Ungkapan itu rasanya sesuai untuk menggambarkan perempuan enerjik yang satu ini. Perkenalkan: Sari Kusumaningrum.
ADVERTISEMENT
Perempuan berusia 44 tahun berpenampilan modis segar itu bahkan sama sekali tak terlihat 44 tahun. Orang yang pertama kali bertemu Sari akan mengiranya masih berusia 30-an.
Pergi ke manapun, Sari hampir pasti akan mengundang perhatian orang. Saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Selasa (18/4) misalnya, obrolan kerap “diinterupsi” oleh sapaan dari rekan-rekan Sari yang tak sengaja bertemu di tempat itu.
Sari pun dengan riang menyambut sapaan para koleganya yang tersebar di mana-mana itu --membuktikan eksistensinya yang tak perlu disangsikan di dunia tren, fashion, hiburan, hingga gaya hidup.
Berbagai perhelatan, gala dinner, hingga jamuan bersama para duta besar, menjadi agenda rutin yang ia hadiri sehari-hari.
Inilah jabatan Sari: Pemimpin Redaksi Majalah The Peak Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tak cuma itu, Sari kini aktif di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Jabatan Pemimpin Redaksi The Peak Indonesia diemban Sari empat tahun terakhir. Semula, ia sesungguhnya kaget saat ditunjuk menjadi Pemred, sebab The Peak menyasar segmen kaum lelaki dengan tingkat ekonomi atas.
I don’t have any experience soal jam, mobil (barang-barang mewah). Tapi kata bosku coba saja. Kata dia sepertinya majalah laki-laki dipimpin pemred perempuan akan sukses. Lalu aku jawab: we’ll see ya,” ujar Sari di Pacific Place Jakarta.
[Baca: ]
Sari di acara rally Lamborghini di Sepang. (Foto: instagram/@sarithenetworkqueen)
Pengalaman sebagai Pemred The Peak Indonesia ternyata membawa Sari pada dunia baru yang membuatnya jatuh cinta lagi. Pertemanan dan lingkungan baru yang ia rengkuh dirasanya begitu mengesankan. Termasuk ketika dia mendapat kesempatan untuk berpartisipasi di rally Lamborghini yang diadakan di Sepang, Malaysia.
ADVERTISEMENT
“Aku satu-satunya driver perempuan, yang lain laki-laki,” ucap Sari diselingi tawa renyahnya yang khas.
Sari berpendapat, sudah saatnya perempuan lebih berani untuk membaur dengan deretan laki-laki dan melebur dalam dunia mereka.
Ia menyadari, kerap kali perempuan sudah merasa minder lebih dahulu ketika harus berhadapan dengan laki-laki.
Kepercayaan diri besar diiringi good vibes yang ia sebarkan ke sekelilingnya, terus dikembangkan Sari seiring peningkatan intensitasnya bertemu orang-orang penting.
Salah satu hal yang kerap dilakukan Sari untuk membangun jaringan adalah: menanggalkan gengsi untuk mengajak bicara terlebih dahulu. Tak lupa, kartu nama menjadi senjata utama untuk menjaga jaringan.
Sari memiliki kebiasaan unik dalam berjejaring. Ketika bertemu orang baru, ia akan mengajak bertukar kartu nama. Lalu, ia akan menuliskan lokasi, waktu, dan topik bahasan yang ia bicarakan dengan orang tersebut di belakang kartu nama orang itu.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, Sari akan dengan mudah mengingat kembali dan menghubungi kawan barunya tersebut. Trik yang cerdas.
Sari Kusumaningrum dan rekan-rekannya. (Foto: Instagram/@sarithenetworkqueen)
Kiprah Sari sebagai super connector begitu populer, hingga ia dijuluki Sari the Network Queen. Coba saja minta Sari menyebut nama duta besar atau pebisnis terkemuka nasional maupun internasional, dia akan menjawabnya dengan cergas.
Sari mengawali kariernya dari bawah. Ia mulai bekerja dengan menjadi tim hubungan masyarakat baik di restoran, perusahaan kosmetik, hingga training company.
Pengalaman Sari yang malang melintang di berbagai lini industri tersebut membuat daya tawarnya meningkat, dan akhirnya membuat dia masuk radar The Peak Magazine yang berpusat di Singapura.
Tawaran lain datang. Sari diminta untuk membangun Forbes di Indonesia --namun belakangan batal.
ADVERTISEMENT
Saat itu, ia mencari banyak cara untuk membesarkan nama Forbes, mulai dari mencari event, menghimpun dana, hingga mencari sponsor sebagai penyedia dana.
Seluruh proses tersebut bukan perkara mudah. Butuh upaya ekstra, terlebih Sari hanya memiliki tim kecil yang terdiri dari lima orang anggota inti.
Sari juga termasuk satu dari deretan nama yang membesarkan Globe Asia Magazine.
Tak hanya dikenal sebagai super connector, ada satu lagi identitas yang membuat Sari mudah dikenali banyak orang: rambut keriting terurai.
Berbeda dengan definisi cantik yang komersial, Sari cantik dengan cara dan gayanya yang istimewa. Ia mampu menjadi pemimpin perempuan di dunia laki-laki, dan eksis bahkan diakui kompeten di lingkungan itu.
Sari paham betul, pekerjaannya mengharuskan dia tak sekadar mampu lantang berbicara dan beramah-tamah. Ia pun harus menjaga penampilan dengan baik, karena penampilan ialah gerbang awal dari impresi yang dilihat orang lain pada diri seseorang.
ADVERTISEMENT
Maka, mulai penampilan sampai air muka, dijaga betul oleh Sari. Penting baginya untuk selalu tampil menarik dan prima saat bertemu dengan pelbagai tokoh penting. Tak lupa, ia selalu tampil dengan rambut keriting hitam penuh percaya diri.
“Agar orang mudah mengenali, kamu membutuhkan identitas atau sesuatu yang khas, salah satunya melalui appearance,” kata Sari.
Di situlah rambut Sari diperlukan. Ia menjaga rambut keritingnya terurai segar, agar rekan-rekannya yang lama maupun baru mudah mengenalinya dalam sekali pandang.
Begitu pentingnya identitas rambut keriting ini bagi Sari sampai-sampai alamat surel, akun Instagram, hingga julukan yang tersemat pada dirinya pun mengandung kata “curly”.
Namun, menjadi seorang pemimpin perempuan memang tak mudah. Di samping tantangan dan pengalaman menarik yang ia dapati dan pelajari, sosok Sari yang independen dan enerjik ternyata juga mengundang banyak pertanyaan dari orang-orang.
ADVERTISEMENT
Berbagai rumor tak enak pun pernah diterima oleh Sari. “Gue pernah dikira lesbian.”
Namun Sari tak ambil pusing. Ia kokoh bak karang, dan terus membangun pertemanan dengan siapapun.
[Baca juga: ]
Salah satu hal pahit yang pernah dialami Sari selama bekerja ialah menyecap “dekapan” penjara.
Saat itu, Sari tengah mengurus acara launching Jakarta Globe. Karena terlalu banyak hal yang harus diurus, masalah perizinan memanjat gedung untuk Alain Robert, pria pemanjat dinding asal Prancis, ternyata luput ia awasi.
Izin untuk Robert belum dikeluarkan oleh pihak berwajib sehingga Sari harus mendekam di penjara selama 18 jam.
“Karena banyak yang gue urus, akhirnya gue dan Alain disuruh turun, lalu kami masuk (tahanan) Polres,” kenang Sari sambil tertawa kecil.
ADVERTISEMENT
Pengalaman lain yang dicecap Sari adalah ketika ia berhasil mengundang Donald Trump Jr. ke Indonesia. Saat itu, Donald Trump Jr. diundang ke acara Globe Asia Business Summit 2013. Melalui jaringannya yang kuat di Amerika, Sari mampu menghadirkan Donald Trump Jr. sebagai pembicara.
Sari dan Donald Trump Jr. (Foto: Sari Kusumaningrum.)
Selepas acara, seluruh jajaran dan pemilik majalah menggelar gala dinner untuk Donald Trump Jr. Biasanya, Sari dan timnya tak pernah diundang pada acara makan malam bersama. Namun kali itu berbeda.
“He wouldn’t ever invite me. Never,” kata Sari.
Namun, sebagai penghargaan atas keberhasilan Sari, ia bahkan diberi waktu khusus untuk menceritakan tentang dirinya dan segala upayanya dalam mendukung acara Global Asia Business Summit. Kesuksesan Sari pada acara itu akhirnya membuatnya makin dipercaya untuk memegang The Peak Indonesia.
Sari Kusumaningrum dan koleganya. (Foto: Instagram/@sarithenetworkqueen)
Sari sadar, semua kesuksesan itu ia raih berkat dukungan tim yang kuat, dan sikap yang tak mudah puas. Sari selalu menetapkan standar terbaik --tak cukup baik, tapi harus TERBAIK-- hingga acara dan proyek yang ia garap sukses.
ADVERTISEMENT
Ia membangun iklim kerja penuh profesionalisme dalam tim, dengan masing-masing anggota tim diberi kepercayaan penuh untuk berkembang.
“Iklim yang paling bagus adalah you have to give them trust,” kata Sari.
Baginya, kepercayaan kepada tim menjadi modal penting untuk terus menjaga kualitas pekerjaan yang baik dan terus meningkat. Tak jarang, Sari membiarkan anggota timnya bekerja paruh waktu, asalkan pekerjaan utamanya beres dan sesuai harapan.
Kini, Sari punya satu mimpi yang belum tercapai: menjadi duta besar.
Ia percaya, jaringan perkawanannya yang kuat di banyak tempat, plus kemampuannya membuka jaringan baru di berbagai lini, dapat menjadi modal utama.
Good luck, Sari!
Sari Kusumaningrum. (Foto: @sarithenetworkqueen)
Baca juga: