Dangdut, Tarian Hidup Weni Pontianak
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Weni Wahyuni tak serta-merta jadi juara D’Academy Asia (DAA) 2--ajang pencarian bakat penyanyi dangdut tingkat Asia. Ia mesti menempuh jalan berliku sebelum bisa menggapai mimpinya: menempuh dangdut sebagai pilihan hidup.
ADVERTISEMENT
Perempuan 23 tahun itu memulai dari panggung-panggung kecil di tanah kelahirannya, Pontianak, Kalimantan Barat.
Saat berbincang dengan kumparan di kawasan Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Minggu (29/1), Weni menceritakan perjuangannya untuk menjadi penyanyi dangdut.
Kecintaan Weni pada dangdut diturunkan dari orang tuanya. Weni cilik kerap mendengar musik dangdut yang disetel orang tuanya di rumah. Lama-lama ia jadi suka.
Ironis, ketika SMA Weni justru dilarang orang tuanya untuk bernyanyi dangdut. “Katanya mengganggu sekolah. Aku dijanjikan orang tua boleh nyanyi selesai SMA.”
Tapi janji tinggal janji. Orang tua Weni ingkar janji. Membuat Weni sangat marah.
Dalam kondisi kecewa, Weni memutuskan untuk bekerja di salah satu perusahaan sawit.
Lambat laun, hati orang tua Weni luluh. “Orang tua melihat Weni kerja, terus kasihan. Enggak lama kemudian, Weni dibolehin nyanyi dangdut lagi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Weni, pola pikir masyarakat terhadap dangdut harus diubah. Selama ini ia menganggap dangdut disalahartikan, melulu dikaitkan dengan hal negatif seperti goyangan erotis dan pakaian minim.
“Dangdut, pop, jazz, dan genre musik lainnya itu sama saja. Ada yang slow, medium, upbeat. Tergantung dari pembawaan penyanyi itu sendiri,” kata Weni yang mengidolakan Erie Suzan dan Inul Daratista.
Setelah berjuang bernyanyi dangdut di daerahnya, Weni akhirnya memetik hasil manis. Ia menjuarai D’Academy 2 dan mengantongi hadiah puluhan juta rupiah, sebelum akhirnya melaju ke D’Academy Asia dan lagi-lagi menang.
Masih banyak cerita yang dibagikan Weni. Yuk simak selengkapnya wawancara kumparan bersama pedangdut ini.
Jangan lewatkan pula rangkaian kisah berikut
ADVERTISEMENT
Live Update
Pesawat latih jenis Tecnam P2006T dengan nomor pesawat PK-IFP jatuh di Lapangan Sunburst, BSD, Tangerang Selatan, Minggu (19/5). Pesawat dengan rute Tanjung Lesung-Pondok Cabe tersebut sudah hilang kontak sejak 13.43 WIB. Dilaporkan 3 orang tewas.
Updated 19 Mei 2024, 17:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini