Semarak Kontes Dangdut Modern

1 Februari 2017 9:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi dangdut. (Foto: pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dangdut. (Foto: pixabay.com)
Siapa pernah menyaksikan kontes dangdut di televisi? Setidaknya, satu atau dua kali, kamu mungkin pernah menyaksikan atau sekadar melihat keseruan ajang pencarian bakat penyanyi dangdut itu.
ADVERTISEMENT
Sebut saja Kontes Dangdut Indonesia (KDI) dan Dangdut Academy (DA) yang menghibur masyarakat. Mendengar alunan musik para pedangdut muda di kontes-kontes itu, bisa jadi bikin kamu ingin bergoyang.
Ilustrasi panggung musik dangdut. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi panggung musik dangdut. (Foto: Wikimedia Commons)
Kontes dangdut ini berbeda dengan kompetisi musik atau ajang pencari penyanyi pop pada umumnya. Pada acara dangdut ini, pembawa acara, peserta, penonton, dan juri saling berinteraksi untuk menghidupkan acara yang digelar selama berjam-jam.
Ilustrasi pedangdut yang sedang bernyanyi. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pedangdut yang sedang bernyanyi. (Foto: Wikimedia Commons)
Interaksi inilah yang menjadi nilai tambah kontes. Lelucon yang menghibur hingga kisah perjuangan peserta kontes, menjadi “makanan” utama para penggemar kontes dangdut.
Kontes-kontes dangdut itu pun mendapat respons baik dari mereka yang menyaksikannya, sehingga kontes itu digelar rutin dan menghasilkan banyak alumnus.
KDI pertama kali hadir di stasiun televisi TPI (sekarang MNCTV) tahun 2004. KDI menjadi kontes dangdut modern pertama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada KDI 1, Siti Rahmawati yang lalu lebih dikenal dengan Siti KDI, menjadi jawara 1. Adik dari Cici Paramida itu mengalahkan Nassar yang saat itu berada di posisi kedua.
Nassar, pemenang ke-2 KDI 1 (Foto: Instagram @kingnassar88)
zoom-in-whitePerbesar
Nassar, pemenang ke-2 KDI 1 (Foto: Instagram @kingnassar88)
KDI sempat vakum pada 2009 karena penurunan minat penonton, namun hidup kembali.
Geliat musik dangdut memang tak pernah mati. Tahun 2014, KDI bangkit dan memulai kembali pencarian pedangdut-pedangdut muda.
Kontes pencarian penyanyi dangdut menjadi wadah bagi mereka yang punya talenta bermusik dangdut. Untuk mengakomodasi bakat-bakat itu, Dangdut Academy muncul di Indosiar.
Danang, pemenang kedua DA 2. (Foto: Instagram @da2_danang)
zoom-in-whitePerbesar
Danang, pemenang kedua DA 2. (Foto: Instagram @da2_danang)
Dangdut Academy mulai hadir 3 Maret 2014. Mengusung konsep kekinian, pembawa acara dan juri DA memberikan hiburan segar dengan format acara yang diselipi komedi.
Pembawa acara Dangdut Academy. (Foto: Instagram @rinanose16)
zoom-in-whitePerbesar
Pembawa acara Dangdut Academy. (Foto: Instagram @rinanose16)
Ramzy, Irfan Hakim, dan Rina Nose adalah para pembawa acara yang sukses membawakan Dangdut Academy menjadi acara dengan rating tinggi di Indonesia. Dengan guyonan dan tingkah ketiga pembawa acara tersebut, penonton dibuat terhibur meski acara berlangsung selama EMPAT JAM --wow!
ADVERTISEMENT
Pembawa acara dan dewan juri DA. (Foto: Instagram @rinanose16)
zoom-in-whitePerbesar
Pembawa acara dan dewan juri DA. (Foto: Instagram @rinanose16)
Dari kontes ini, para penyanyi millennial seperti Lesti, Danang, duo kembar Rizki-Ridho, dan lain-lain, muncul menjadi darah segar di industri musik dangdut.
Para penyanyi dangdut millenial. (Foto: Instagram @lestykejora, da2_danang, da2_rizki123, dan @da2_ridho)
zoom-in-whitePerbesar
Para penyanyi dangdut millenial. (Foto: Instagram @lestykejora, da2_danang, da2_rizki123, dan @da2_ridho)
Millennial dangduters punya penggemar dari beragam usia. Fanbase atau komunitas penggemarnya pun tersebar hingga mancanegara seperti Hong Kong dan Taiwan.
Para fans punya banyak cara untuk mendukung penyanyi dangdut kesayangan mereka, misalnya dengan membuat hashtag atau tagar spesial di media sosial.
Bagaimana dengan kamu? Apa kamu juga suka dangdut? Penyanyi mana yang jadi favorit kamu? Bagi kisahmu yuk di kumparan.
Jangan lewatkan juga kisah berikut
ADVERTISEMENT