Konten dari Pengguna

Serunya Bertualang di Hutong Beijing: dari Dinasti hingga Tongkrongan Masa Kini

Sri Remaytin
KBRI Beijing
13 Maret 2021 8:44 WIB
comment
15
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Remaytin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hutong menyimpan berjuta cerita, menjadi saksi bisu turbulensi sejarah lintas masa di China hingga menjelma sebagai idola kaum urban dalam dan luar negeri. Yuk, mari kita lihat bagaimana serunya!
Salah satu pinggiran hutong di kota Beijing. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
Destinasi-destinasi seperti Tembok Besar China, Kota Terlarang, Istana Musim Panas dan Kuil Langit di Beijing tentunya sudah sangat popular di telinga para pelancong Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Beijing juga memiliki surga wisata lain yang tak kalah seru, yaitu petualangan hutong. Apa itu? Hutong merupakan istilah bagi kumpulan kompleks tempat tinggal penduduk asli setempat yang dibangun di antara jalan, lorong atau gang sempit berliku.
Pola pemukiman seperti ini memang identik dengan masyarakat asli Beijing, walaupun sebenarnya hutong juga ada di daerah lain di China.
Gaya eksterior dan ornamen dinding courtyard yang berada dalam area hutong. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
Riwayat Hutong Tembus Lorong Waktu
Hutong sebagai salah satu simbol budaya lokal pertama kali muncul pada masa Dinasti Yuan dan semakin berkembang signifikan selama dua dinasti berikutnya, yaitu Ming dan Qing. Menurut situs travelchinaguide.com, jumlah hutong di Beijing pada periode kedua dinasti ini mencapai 2.076 unit.
Jumlah tersebut bertambah menjadi 3.250 pada tahun 1949 pascaberdirinya Republik Rakyat China. Namun Revolusi Kebudayaan oleh Mao sempat menggerogoti keberadaannya. Ironinya lagi, seiring tuntutan zaman di mana lahan menjadi isu penting bagi keberlanjutan pembangunan, ribuan hutong terpaksa dieksekusi oleh Pemerintah China pada tahun 2003.
ADVERTISEMENT
Hutong yang tersisa di Beijing saat ini barangkali tidak sampai 1.000. Sebagian besar daerah bekas hutong telah bertransformasi menjadi pemukiman modern, hotel, pusat perbelanjaan dan gedung-gedung pencakar langit baik sebagai sentra bisnis maupun perkantoran baik pemerintah maupun swasta.
Grafik ilustrasi perkembangan jumlah hutong yang saat ini tinggal kurang dari 1000. (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi via Canva)
Restorasi sejumlah hutong telah dilakukan oleh Pemerintah Beijing tanpa mengubah struktur orisinal arsitekturnya. Salah satu cerminan identitas budaya lokal ini bahkan telah menjelma sebagai tempat gaul hits dan destinasi wisata populer seperti Nanluguoxiang, Shichahai dan Houhai.
Ilustrasi pintu masuk kafe dan bar yang ada di area hutong. (Sumber foto: Pixabay)
Apa saja sih hal-hal menarik dari hutong?
Berikut 7 keunikan hutong selain mudah dijangkau dan soal biaya yang tak akan jadi perkara karena murah meriah, yaitu:
1. Perkampungan hutong ibarat taman labirin. Kalau kita sudah terjebak berada di dalamnya akan bingung menemukan jalan keluarnya. Struktur dan pola bangunan yang sama beserta ornamen yang juga serupa cukup menantang bagi pelancong yang mudah kehilangan fokus. Jadi sering-sering ke hutong mungkin dapat melatih ketajaman daya ingat dan konsentrasi, sekalipun peta petunjuk jalannya sudah di tangan.
Peta rute jalan kaki yang dapat memandu pelancong berkeliling hutong. (Sumber gambar: www.chinahighlight.com)
2. Setiap hutong terdiri dari 四合院 “Siheyuan” atau dalam bahasa Inggris disebut courtyard, yaitu komplek tempat tinggal dengan pola segi empat yang hanya memiliki satu pintu akses keluar masuk biasanya bercat merah. Pada keempat sisinya masing-masing berdiri bangunan yang sebagian besar ukuran dan fungsinya berbeda-beda. Semakin luas dan megah sebuah courtyard berarti semakin tinggi status ekonomi sosial sebuah keluarga.
Pintu masuk courtyard di salah satu hutong di Beijing. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
Pola segi empat dan penampakan atap courtyard kawasan hutong. (Sumber foto: Pixabay)
3. Suasana kehidupan warga hutong penuh keakraban, kekeluargaan dan kepedulian. Hal ini tentunya memberi warna tersendiri dalam tatanan masyarakat secara keseluruhan mengingat Beijing masa kini kian tumbuh menjadi sentra kaum urban yang cenderung "elo elo, gue gue”.
Ilustrasi kehidupan warga hutong vs kaum urban. (Sumber gambar dan foto: Modifikasi via Canva)
4. Merefleksikan kehidupan sehari-hari yang masih kental dengan sosialisme berkarakteristik China. Walaupun mendapat subsidi dari Partai, mereka tetap bebas berwiraswasta. Setiap kali kongkow bersama teman ekspatriat, selalu saja ada pemandangan menarik. Warga hutong tak terkecuali kaum perempuan dewasa melakoni aktivitas ekonomi seperti jual beli barang bekas.
Seorang ibu paruh baya berkeliling menawarkan jasa jual beli barang bekas. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
5. Surganya jajanan otentik lokal atau biasa disebut street food yang belum tentu dapat ditemukan di wilayah yang bukan dan jauh dari hutong, seperti tanghulu, kalamari goreng, sate kalajengking, "tahu busuk" dan jangan salah, pizza ala hutong yang memiliki layanan pesan antarnya juga ada lho!
Tanghulu, jajanan tradisional China berupa manisan. (Sumber: Pixabay)
Salah satu street food hutong yang ekstrem, sate kalajengking. (Sumber foto: Pixabay)
Gerai "Hutong Pizza" di bilangan distrik Xicheng, Beijing. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
6. Tempat di mana Tea House tradisional selalu ada dan dapat dijumpai di tengah menjamurnya gerai-gerai kopi modern seperti Starbucks yang pada saat yang sama juga agresif menyasar kafe dan bar di hutong. Tak heran bila hutong masa kini menjadi idola kaum urban terutama generasi milenial Beijing.
Pintu masuk Tea House di kawasan hutong Shichahai, Beijing. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
7. Menawarkan wahana sensasional pemacu adrenalin, yaitu becak roda tiga dengan tiang penutup kursi penumpang yang lebih tinggi. Shifu—sapaan setempat bagi pengendara becak—biasanya akan mengayuh becaknya keluar, masuk dan belok gang sempit dengan kecepatan tinggi seperti Sonic the Hedgehoc. Namun kelihaian dan perhitungan Si Shifu yang sudah terlatih berhasil meyakinkan penumpangnya untuk tetap menikmati petualangan.
Konvoi becak ala hutong yang membawa para pelancong asing di suatu akhir pekan. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)
Selain tujuh keunikan di atas, beberapa hutong adalah milik para pembesar China seperti Mao Zedong (baca: Mao Tse-tung), Presiden pertama China dan Li Dazhao (baca: Li Ta-chao), pendiri Partai Komunis China.
ADVERTISEMENT
Ayo, penasaran kan? Jangan lupa masukkan hutong dalam daftar catatan destinasi liburan teman-teman bila ke Beijing.
Bagi saya yang senang sejarah dan petualangan klasik, wisata hutong selalu menghipnotis dan tak pernah membosankan. Gimana kalau kalian?