Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Krisis Kongesti Kontainer di Pelabuhan Global: Penyebab, Dampak, dan Solusi
15 Juli 2024 8:58 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari SAFUAN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pertama, lonjakan permintaan barang global telah menyebabkan peningkatan volume kargo yang signifikan. Pelabuhan-pelabuhan di seluruh dunia kewalahan menghadapi arus barang yang meningkat pesat, melebihi kapasitas penanganan mereka.
Kedua, ketegangan geopolitik seperti konflik di Laut Merah telah memaksa banyak kapal untuk mengalihkan rute pelayaran mereka. Hal ini menciptakan bottleneck di pelabuhan-pelabuhan alternatif yang tidak siap menangani lonjakan lalu lintas kapal secara tiba-tiba.
Ketiga, kekurangan tenaga kerja di sektor pelabuhan dan transportasi terkait telah menghambat efisiensi penanganan kargo. Kurangnya pekerja terampil memperlambat proses bongkar muat dan distribusi barang.
Keempat, banyak pelabuhan menghadapi keterbatasan infrastruktur serius. Mereka sering beroperasi melebihi kapasitas desain, dengan fasilitas dan teknologi yang tidak memadai untuk menangani volume kargo saat ini.
ADVERTISEMENT
Terakhir, lonjakan musiman seperti peningkatan pesanan selama musim liburan menambah tekanan pada sistem pelabuhan yang sudah terbebani. Periode puncak ini semakin memperparah kongesti yang ada.
Kombinasi faktor-faktor ini telah menciptakan badai sempurna yang mengakibatkan kongesti pelabuhan kontainer global yang berkelanjutan, mengganggu rantai pasokan dan berdampak luas pada perdagangan internasional.
Dampak Kongesti Pelabuhan
Kongesti pelabuhan telah menciptakan dampak yang luas dan kompleks pada rantai pasokan global. Keterlambatan pengiriman menjadi masalah utama, mengganggu alur produksi dan distribusi berbagai produk. Pabrik-pabrik mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku tepat waktu, sementara toko-toko retail kehabisan stok barang yang ditunggu konsumen.
Biaya pengiriman pun melonjak akibat Kongesti ini. Tarif angkutan meningkat tajam karena perusahaan pelayaran harus menanggung biaya operasional yang lebih tinggi akibat waktu tunggu yang lebih lama di pelabuhan. Kenaikan biaya ini akhirnya berimbas pada harga produk akhir yang harus dibayar konsumen.
ADVERTISEMENT
Ketidakpastian jadwal menjadi tantangan besar bagi perusahaan dalam merencanakan logistik dan rantai pasokan mereka. Jadwal pengiriman yang tidak dapat diandalkan membuat perusahaan sulit mengatur inventori dan memenuhi permintaan pelanggan tepat waktu.
Dampak Kongesti juga terlihat pada penurunan kapasitas kapal. Sejak Maret, kongesti telah mengurangi lebih dari 2% pasokan kapal kontainer global. Hal ini semakin mempersulit pengiriman barang dan menambah tekanan pada rantai pasokan yang sudah terganggu.
Situasi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, menggambarkan betapa seriusnya masalah ini. Setidaknya 17.304 kontainer tertahan di pelabuhan akibat masalah dokumen impor . Penumpukan kontainer ini tidak hanya memperparah kongesti, tetapi juga menimbulkan biaya tambahan dan risiko kerusakan barang.
Secara keseluruhan, kongesti pelabuhan telah menciptakan efek domino yang mempengaruhi seluruh rantai pasokan global, dari produsen hingga konsumen akhir. Diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini dan memulihkan kelancaran arus barang internasional.
ADVERTISEMENT
Situasi Terkini di Pelabuhan Utama
kongesti pelabuhan merupakan masalah yang serius di beberapa pelabuhan utama dunia, termasuk Singapura, Dubai, Shanghai, dan pelabuhan-pelabuhan di Asia Tenggara. Berikut adalah narasi mengenai situasi kongesti di pelabuhan-pelabuhan tersebut:
Singapura
Pelabuhan Singapura, yang merupakan hub transshipment terbesar di dunia, mengalami waktu tunggu berlabuh yang mencapai hingga 7 hari pada puncak kongesti. Kapasitas menunggu di pelabuhan ini mencapai 450.000 TEU. Meskipun demikian, upaya peningkatan kapasitas oleh PSA Singapura, seperti pembukaan terminal baru di Tuas dan reaktivasi dermaga di Keppel, telah membantu mengurangi waktu tunggu rata-rata menjadi dua hari atau kurang. Namun, situasi tetap tidak stabil karena banyak kapal tiba tidak sesuai jadwal akibat pengalihan rute dari Laut Merah dan masalah lain di hulu dan hilir rantai pasokan.
ADVERTISEMENT
Dubai
Shanghai
Pelabuhan Shanghai, pelabuhan kontainer terbesar di dunia, menghadapi waktu tinggal kapal yang mencapai rekor tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Kapal-kapal di Shanghai harus menunggu hingga lima hari untuk berlabuh, yang merupakan dampak dari peningkatan volume kargo dan gangguan rantai pasokan global. Penumpukan kapal di pelabuhan ini telah menyebabkan pengurangan kapasitas kapal kontainer global lebih dari 2% sejak Maret 2024.
ADVERTISEMENT
Pelabuhan Asia Tenggara
Pelabuhan-pelabuhan di Asia Tenggara, termasuk Tanjung Pelepas dan Port Klang di Malaysia, juga mengalami peningkatan waktu tunggu kapal yang signifikan. Lonjakan permintaan dan pengalihan rute kapal dari Laut Merah telah menambah tekanan pada pelabuhan-pelabuhan ini. Situasi ini diperparah oleh kondisi cuaca buruk dan peningkatan pesanan selama musim liburan, yang semakin memperburuk kongesti.
Secara keseluruhan, kongesti di pelabuhan-pelabuhan utama ini telah menciptakan tantangan besar bagi rantai pasokan global, meningkatkan biaya pengiriman, dan menyebabkan ketidakpastian jadwal yang berdampak luas pada ekonomi global. Upaya kolaboratif dan peningkatan infrastruktur menjadi kunci dalam mengatasi masalah ini dan memastikan kelancaran arus barang di masa depan.
Kesimpulan
Krisis kongesti kontainer di pelabuhan global memerlukan pendekatan komprehensif dan kolaboratif. Inovasi teknologi, peningkatan infrastruktur, dan kerja sama antar pemangku kepentingan menjadi kunci dalam mengatasi tantangan ini. Meskipun beberapa langkah telah diambil, diperlukan upaya berkelanjutan untuk memastikan kelancaran rantai pasokan global di masa depan.
ADVERTISEMENT
Dengan terus memantau situasi dan mengimplementasikan solusi yang efektif, diharapkan industri pelayaran dapat berangsur pulih dan menciptakan sistem logistik yang lebih tangguh menghadapi tantangan di masa mendatang.