Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Terima Dubes Swiss, Walkot Cerita soal Banda Aceh Bangkit Pascatsunami
8 Februari 2020 11:36 WIB
ADVERTISEMENT
Wali Kota Banda Aceh , Aminullah Usman, menerima kunjungan kerja Duta Besar Swiss untuk Republik Indonesia, Kurt Kunz, pada Jumat (7/2). Dubes Kunz diterima Aminullah di ruang kerjanya di Kantor Balai Kota Banda Aceh.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan tersebut, Kunz datang bersama Wakil Kepala Misi Kedubes, Michael Cottier. Sementara Aminullah didampingi Sekretaris Daerah Kota Banda Aceh, Bahagia; Asisten Pemerintahan Keistimewaan dan Kesra, Faisal; Kepala Bagian Administrasi Perekonomian, M Ridha; dan Kabag Humas, Taufiq Alamsyah.
Mengawali sambutannya, Aminullah memaparkan secara sekilas mengenai profil Kota Banda Aceh serta sektor-sektor unggulannya. Dalam kesempatan itu, Aminullah turut menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Swiss atas bantuannya bagi Banda Aceh setelah gempa bumi dan tsunami 2004 silam.
Aminullah kemudian bercerita, saat itu Banda Aceh merupakan kota yang tergolong parah terkena dampak bencana tsunami 15 tahun silam. "Lebih dari 60 ribu korban jiwa dan lebih dari 20 ribu bangunan yang hancur di kota kami. Tapi dengan bantuan dunia termasuk Swiss, kami mampu bangkit, bahkan kini lebih kuat," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Setelah 15 tahun berlalu, Banda Aceh hari ini begitu signifikan progres pembangunannya, jauh meninggalkan kabupaten/kota lain yang tak terimbas bencana. Itu artinya kami tidak menyia-nyiakan bantuan dari masyarakat dunia," Aminullah menambahkan.
Ia kemudian menyebutkan sejumlah penghargaan, best practice, dan prestasi yang menjadi bukti kebangkitan Banda Aceh. "Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banda Aceh tertinggi ketiga nasional di bawah Yogyakarta dan Jakarta Selatan. Angka kemiskinan hanya tersisa 7,25 persen, jauh di bawah provinsi yang masih dua digit," sebutnya.
"Penghargaan penataan tata ruang terbaik, kota peduli HAM, kota paling aman di Indonesia, hingga menjadi kota referensi layanan pendidikan serta memiliki Mal Pelayanan Publik pertama di Aceh adalah sederet prestasi lainnya," sambung Aminullah.
Meski begitu, Amilullah menambahkan, masih ada beberapa 'pekerjaan rumah' bagi dirinya dalam membangun Banda Aceh. "Oleh karena itu, saya berharap lewat pertemuan hari ini kami bisa berkolaborasi dengan Swiss untuk menghebatkan Banda Aceh , terutama untuk mewujudkannya sebagai destinasi wisata dunia," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Dubes Kurt Kunz memaparkan hubungan antara Aceh khususnya Banda Aceh dan Swiss sudah terjalin baik dalam jangka waktu yang lama. "Pascatsunami, banyak warga Swiss yang hadir di sini untuk membantu. Sebelumnya pada masa konflik bersenjata, kami juga sangat mendukung proses damai di Helsinki,” kata dia.
"Adapun kunjungan kami kali ini ke Banda Aceh bertujuan untuk menjalin kontak sekaligus menjajaki peluang kerja sama dengan banyak pihak, termasuk dengan Pemko Banda Aceh. Kemarin kami sudah bertemu dengan LSM, DPRA, Plt Gubernur Aceh, dan hari ini dengan Pak Wali," ucap Kunz.
Ia juga mengaku sangat berkesan mengetahui bahwa telah banyak capaian positif dan prestasi yang ditorehkan Banda Aceh. "Bagi saya sangat impresif mengingat kota ini pernah luluh-lantak akibat tsunami," ujarnya seraya menawarkan sejumlah peluang kerja sama terkait ekonomi, urbanisasi, green building, dan beasiswa pendidikan.
ADVERTISEMENT
Menurut Kunz, Banda Aceh sekarang layaknya kota normal lainnya di dunia. “Lalu lintasnya lancar, kotanya bersih, dan saya sangat mengapresiasi kehidupan multikultur yang sangat harmonis di sini," sebutnya.