Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Scabies: Pengertian, Gejala, dan Penyebabnya
20 Mei 2022 20:12 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Scabies jadi salah satu penyakit kulit yang harus diwaspadai karena penularannya yang cepat, serta gejala yang dirasakan membuat beberapa orang tidak nyaman.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2010, World Health Organization menyebut bahwa scabies adalah penyakit kulit yang terjadi terutama pada negara berkembang. Di dunia, scabies dapat menyerang 130 juta orang setiap saat dengan tingkat kejadian yang bervariasi dari 0,3% sampai 46%.
Jumlah penyebaran scabies yang tinggi tersebut umumnya disebabkan karena banyak faktor. Mulai dari kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan yang tidak hingga kontak fisik baik sengaja atau tidak disengaja.
Meski demikian, ada berbagai cara yang dapat diatasi untuk menghambat penyebaran scabies. Ingin tau lebih lengkap penjelasannya? Simak informasinya pada ulasan artikel di bawah ini.
Pengertian Scabies
Menyadur laman RSUP dr. Sardjito, scabies merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan gatal intens dan disebabkan oleh kutu kecil bernama sarcoptes scabiei yang tidak bisa terlihat dengan mata telanjang. Selain disebut dengan istilah medis, yaitu scabies, penyakit ini juga bisa disebut dengan kudis, the itch, gudig, hingga budukan.
ADVERTISEMENT
Pada umumnya, scabies akan bereaksi di malam hari yang ditandai dengan munculnya bentolan kecil yang sangat banyak. Bentolan-bentolan ini umumnya berada di beberapa area kulit tipis, seperti sela-sela jari, pergeralangan tangan, ketiak, hingga area kelamin sekalipun.
Dalam proses penyebarannya, tungau atau Sarcoptes scabiei membutuhkan tempat yang hangat untuk bertelur, maka dari itu biasanya kutu ini muncul di lipatan-lipatan. Itu sebabnya, tidak hanya kontak fisik saja yang menjadi faktor penularan scabies, melainkan kontak tidak fisik.
Artinya, penularan scabies bisa terjadi melalui pakaian, sprei, atau barang-barang individu yang dipakai bersamaan atau bergantian. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengatasi penyebaran scabies yakni dengan mengurangi penggunaan barang-barang pribadi bergantian dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Lalu, berapa lama orang sembuh dari penyakit scabies? Laman Healthline menyebutkan bahwa scabies akan mereda dalam kurun waktu 2-4 minggu, walaupun masih ada beberapa bekas yang terlihat.
Gejala Scabies
Menurut Center for Disease Control and Prevention, tanda atau gejala scabies akan muncul di 2-6 minggu setelah terpapar. Jika seseorang sudah pernah mengalami penyakit ini, bukan tidak mungkin penyakit ini akan kambuh lebih cepat dari waktu yang diprediksi.
Umumnya, gejala yang dirasakan adalah gatal di beberapa area tubuh dan ruam kemerahan. Sebetulnya, gejala tersebut termasuk kondisi yang sering terjadi apabila seseorang mengidap penyakit kulit.
ADVERTISEMENT
Namun, apakah yang membedakan gejala scabies dengan penyakit kulit yang lainnya? Berikut informasinya.
1. Perasaan gatal di beberapa area tubuh
Gejala umum scabies yang pertama kali dialami adalah perasaan gatal di beberapa area tubuh. Umumnya, rasa gatal tersebut muncul di area tubuh yang memiliki kulit tipis, seperti sela-sela jari, pergelangan tangan, ketiak, hingga area kelamin sekalipun.
Gejala ini biasanya terjadi atau muncul pada malam hari. Tidak heran apabila anak-anak yang mengalami scabies sulit untuk tidur karena rasa gatal yang mengganggu, akibatnya si buah hati menjadi lebih rewel.
2. Ruam kemerahan
Menyadur dari laman Medical News Today, gejala scabies lain yang dialami oleh beberapa orang adalah ruam kemerahan. Ruam kemerahan ini muncul seperti benjolan kecil yang berbentuk seperti pola garis.
Benjolan akibat ruam kemerahan tersebut terjadi karena scabies dapat terlihat seperti jerawat dan bekas gigitan kecil berwarna kemerahan.
ADVERTISEMENT
3. Luka-luka di area kulit
Tidak hanya rasa gatal atau ruam saja, scabies juga bisa menyebabkan infeksi di beberapa area kulit akibat luka-luka karena rasa gatal yang tidak tertahankan.
Dalam beberapa kasus, luka-luka tersebut menimbulkan infeksi yang cukup serius hingga mengeluarkan nanah. Jika sudah seperti ini, disarankan untuk berkonsultasi langsung dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan.
4. Kerak tebal di beberapa area kulit
Gejala lain yang dirasakan ketika mengalami scabies adalah kerak-kerak tebal di sekitar area kulit. Kerak tebal tersebut muncul di beberapa area tubuh yang tidak bisa ditebak, mulai dari kulit kepala, punggung, bahkan kaki.
Namun, perlu diketahui bahwa gejala ini terjadi pada jenis scabies yang berbeda, yaitu scabies Norwegia. Scabies ini umumnya terjadi pada beberapa orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, scabies Norwegia bisa semakin buruk apabila orang tersebut tidak bisa melawan tungau yang ada di dalam tubuhnya. Akibatnya, tungau bisa berkembang biak dengan subur di area tubuh dan kulit.
5. Peradangan kulit
Selanjutnya, gejala terakhir dari scabies adalah peradangan pada kulit. Gejala ini biasanya dirasakan oleh anak-anak yang terinfeksi sekunder atau mikroorganisme yang lainnya.
Walau bukan hal yang perlu untuk dikhawatirkan, peradangan kulit juga membutuhkan perawatan medis yang memadai. Itu sebabnya, segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan scabies yang lebih efektif.
Penyebab Scabies
Sebelumnya sudah dijelaskan gejala-gejala scabies yang membuat beberapa orang tidak merasa nyaman, seperti gatal pada beberapa area tubuh, ruam kemerahan, hingga peradangan kulit. Lantas, apa yang jadi penyebab munculnya scabies?
ADVERTISEMENT
Menurut jurnal Skabies karangan Hanna Mutiara dan Firza Syailindra, scabies adalah tungau bernama Sarcoptes scabiei. Ciri-ciri dari tungau ini adalah berbentuk menyerupai bulat, berukuran kecil, dan berkaki delapan. Untuk lebih jelas, berikut informasi tentang penyebab-penyebab scabies , yakni:
1. Kontak fisik yang cukup sering
Salah satu penyebab penyebaran scabies yang cukup sering terjadi adalah kontak fisik. Umumnya kontak fisik yang terjadi adalah berpegangan tangan, pelukan, dan lain sebagainya.
Semakin banyak jumlah parasit atau tungau di dalam tubuh seseorang, semakin besar juga kemungkinan orang tersebut akan menyebarkannya melalui kontak fisik.
Namun, kondisi kulit ini sulit untuk diantisipasi mengingat bentuk tungau yang sangat kecil dan sulit untuk dilihat dengan mata telanjang.
2. Handuk atau alas tidur yang tidak bersih
Tungau yang mengakibatkan scabies juga bisa menyerang melalui pakaian, handuk, atau alat tidur yang tidak bersih. Sebagai informasi, tungau dapat hidup selama 2-3 hari di pakaian, handuk, hingga sprei.
ADVERTISEMENT
Jika terjadi kondisi seperti ini, bukan tidak mungkin tungau akan menyebar ke tempat lainnya, seperti bantal dan kasur. Pada akhirnya, tempat tinggal yang dihinu pun sudah terkontaminasi oleh tungau.
3. Lingkungan yang tidak bersih
Scabies merupakan penyakit kulit yang berhubungan dengan kebersihan diri. Perkembangan scabies akan meningkat pada kelompok masyarakat yang hidup dengan kondisi kebersihan dan lingkungan yang rendah.
Masyarakat yang kurang peduli dengan lingkungan di sekitarnya merupakan pengaruh dari pola pikir sebagian orang yang menganggap remeh penyakit scabies ini. Itu sebabnya, penyebaran scabies di lingkungan yang tidak bersih tergolong lebih cepat.
4. Kepadatan penduduk yang tinggi
World Health Organization menyebutkan bahwa penyebaran scabies bisa meningkat melihat dari tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah dan sosial ekonomi rendah di beberapa wilayah atau daerah.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut menandakan bahwa daerah yang berada di lingkungan tidak bersih dan padat penduduk memiliki kemungkinan besar terserang scabies. Beberapa contoh daerah atau tempat tinggal yang tinggi penduduk dan memiliki ekonomi rendah, yakni penjara, panti asuhan, hingga panti jompo.
(JA)