Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bertualang di Khorgos: Perbatasan China dan Kazakhstan
21 Mei 2017 13:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Mengenal Khorgos
China mempunyai ambisi besar untuk mengembalikan kembali fungsi Jalur Sutra. Salah satunya adalah dengan membangun kembali daerah perbatasan China dan Kazakhstan, Khorgos.
ADVERTISEMENT
Sedikit informasi tentang jalur sutra, jalur ini adalah sebuah jalur perdagangan melalui Asia Selatan yang dilalui oleh karavan dan kapal laut, dan menghubungkan Chang’an, Republik Rakyat Cina, dengan Antiokhia, Suriah, dan juga tempat lainnya. Jalur ini digunakan untuk pertukaran komoditas di wilayah-wilayah tersebut.
Istilah ‘jalur sutra’ pertama kali digunakan oleh geografer Jerman Ferdinand von Richthofen pada abad ke-19 karena komoditas perdagangan dari Cina yang banyak berupa sutra. Jalur Sutra benua membagi menjadi jalur utara dan selatan begitu dia meluas dari pusat perdagangan Cina Utara dan Cina Selatan.
Rute utara melewati Bulgar-Kypchak ke Eropa Timur dan Semenanjung Crimea, dan dari sana menuju ke Laut Hitam, Laut Marmara, dan Balkan ke Venezia; rute selatan melewati Turkestan-Khorasan menuju Mesopotamia dan Anatolia, dan kemudian ke Antiokia di Selatan Anatolia menuju ke Laut Tengah atau melalui Levant ke Mesir dan Afrika Utara
ADVERTISEMENT
Untuk membuka kembali visi mengaktifkan kembali Jalur Sutra, pemerintah China berbenah dalam beberapa hal. Salah satunya dengan membangun daerah Khorgos.
Hari itu, aku bersama belasan kawan media dari berbagai dunia melalui undangan pemerintah otonom Xinjiang berkesempatan mengunjungi kota Khorgos selama 3 hari. Banyak hal yang kurasakan saat bertualang di kota ini.
Kota Khorgos letaknya memang tepat di perbatasan dengan Kazakhstan. Khorgos adalah pusat transportasi yang menghubungkan China ke Asia Tengah, Asia Selatan dan Eropa. Kota terdekat dari Khorgos adalah Yining. Waktu tempuh dari Yining ke Khorgos kira-kira 1 jam perjalanan.
Sepanjang perjalanan menuju Khorgos kumenemukan sebuah wilayah tandus dengan hamparan pasir yang luas. Hanya ada mesin-mesin besar yang menandakan adanya pembangunan di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Ternyata, setelah ku tengok beberapa literatur, Khorgos dulunya memang kota besar di abad awal-awal masih aktifnya Jalur Sutra kuno. Kota ini berfungsi sebagai pusat transportasi yang ramai dimana pedagang dari China dan Asia Tengah bertemu untuk saling bertukar barang.
Tapi di era berikutnya, rute perdagangan ini mengering, hingga akhirnya Khorgos 'menghilang' dan hanya menjadi hamparan padang pasir.
Waktu terus bergulir. Lewat visinya mengembalikan fungsi Jalur Sutra kota Khorgos kemudian menjadi titik penting untuk segera disulap.
Stasiun Kereta Api Masa Kini
Puluhan jalur kereta api Cina-Eropa baru, serta Jalan Raya China Barat-Barat China yang sekarang melewati kota dibangun untuk memberi wilayah ini kesempatan hidup baru.
Salah satu yang penting adalah dengan membangun sebuah stasiun besar yang letaknya hanya 1 kilometer dari Kazakhstan. Stasiun ini sudah jadi, namun belum berfungsi.
ADVERTISEMENT
Nantinya, stasiun ini menjadi tempat transit dan berangkatnya kereta-kereta cepat menuju berbagai wilayah, baik lokal Xinjiang, penyambung dengan provinsi lain bahkan negara lain.
"Nantinya Khorgos ke Urumqi (Ibu kota Xinjiang bisa ditempuh hanya dalam waktu 3 jam," ujar Shen kepala stasiun kepada awak media.
Sebelumnya, jika lewat jalur darat, dari Urumqi menuju Khorgos harus ditempuh selama 11 jam. Hal ini yang kemudian dinilai dapat menghambat pembangunan ekonomi di wilayah Khorgos.
Kesan pertamaku tentang stasiun kereta api di Khorgos adalah: megah. Dari luar sudah terlihat, stasiun ini memiliki fasilitas lengkap.
Sebelum masuk ke stasiun, ada hal berbeda yang kurasakan. Jika di Stasiun Manggarai atau Sudirman aku bisa keluar masuk dengan bebas, maka di sini lain.
ADVERTISEMENT
Setelah membeli atau menukar tiket, ada security check yang begitu ketat. Sebelum masuk, para penumpang haruz menunjukkan identitasnya.
Bagi warga asing harus menunjukkan paspor. Setelah itu, layaknya di bandara, para warga asing harus melewati bagian imigrasi.
"Keselamatan dan keamanan penumpang prioritas kami," ucap dia.
Setelah melewati bagian imigrasi, aku melihat bagian dalam stasiun yang begitu bersih dan megah. Ada ruang tunggu dengan puluhan kursi berjejer rapi. Benar-benar seperti di bandara.
Untuk menuju tempat kereta berlalu lalang, aku harus melewati tangga bawah tanah, seperti di Stasiun Manggarai. Tapi suasananya cukup berbeda.
Ada eskalator dan fasilitas untuk disabilitas yang begitu nyaman. Kemudian saat berjalan di terowongan aku sama sekali tak merasa kepanasan. Ada AC yang membuat udara tetap nyaman meski banyak orang berlalu lalang.
ADVERTISEMENT
"Kereta bisa dipacu sampai 160 km per jam," ungkapnya.
Pusat Perbenjaan yang Menyatu
Tak cuma transportasi yang dibangun, untuk menggenjot pembangunan jalur sutra baru harus ada peluang yang diciptakan untuk dua negara.
Di Khorgos, dibangun sebuah kawasan perbelanjaan yang diperuntukkan untik warga Kazakhstan dan China. Di sana ada spot khusus memasarkan produk Kazakhstan dan spot lainnya untuk produk lokal.
Sebelum masuk ke kawasan perbelanjaan, lagi-lagi ada pemeriksaan yang begitu ketat. Ada bagian imigrasi, yang siap memantau pergerakan orang luar yang mencurigakan.
Setelah melewati imigrasi, sampailah aku di kawasan perbelanjaan tersebut. Kawasannya cukup luas dengan banyak bangunan di dalamnya.
Di dalam ada sebuah tugu yang memisahkan antara wilayah belanja Kazakhstan dan China. Warga China boleh masuk areal belanja Kazakhstan tanpa visa dan sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Aku mengunjungi keduanya. Namun cerita yang menarik datang di kawasan perbelanjaan orang Kazakhstan.
Nama pusat perbelanjaannya, French Store of Khorgos. Di sana awak media berkesempatan untuk mewawancarai direktur utama pusat perbelanjaan tersebut.
Produk-produk yang dijual di sana beragam. Dari mulai kosmetik, parfum hingga makanan khas Kazakhstan.
"Baru beroperasi akhir tahun lalu. Dan produk unggulan di sini adalah parfum dan makanan lokal seperti pasta Kazakh. Orang-orang China pun banyak yang suka," kata Direktur French Store of Khorgos Zariva Beketayeva.
Zariva menjelaskan, awalnya memang butuh waktu untuk meyakinkan orang China kalau produk mereka berkualitas. Namun setelah memuaskan mereka dengan produk berkualitas baik, pengunjung terus mengalir.
ADVERTISEMENT
"Penjualannya baik tapi nilainya rahasia. Saya harap program pemerintah ini terus berjalan," ungkap dia.
Untuk urusan sewa, ia menyebut membayarnya ke pemerintah China maupun Kazakhstan.
"Tak ada masalah selama setahun ini. Semoga beberapa tahun ke depan makin maju. Dan tempat ini makin luas," tutupnya.
Khorgos sampai sekarang masih dalam tahap pembangunan. Memang belum terlihat nyata, namun dari penjelasan beberapa orang yang kutemui mereka optimistis Khorgos bisa pesat mungkin dalam 10 tahun ke depan.
"Saya rasa bisa. Shanghai pun dibangun dalam waktu 10 tahun," ujar salah satu awak media dari Afghanistan yang sempat mengenyam pendidikan di China, Abdullah.
Simak kisahku sebelumnya di sini:
ADVERTISEMENT