Cegah Bunuh Diri: Semua yang Perlu Anda Antisipasi

21 Juli 2017 10:46 WIB
comment
30
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bunuh diri (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bunuh diri (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Jagat maya dan media internasional pagi ini, Jumat (21/7), riuh. Vokalis band Linkin Park, Chester Bennington, dikabarkan tewas gantung diri. Ya, dia bunuh diri di usia 41 tahun, meninggalkan enam orang anak, setelah sebelumnya disebut kesulitan mengelola rasa frustasinya, dan berjuang dari ketergantungan narkotika dan alkohol.
ADVERTISEMENT
Tragis, dan Bennington bukan satu-satunya yang korban. Bunuh diri jadi kata-kata yang semakin sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, dan media sosial jadi medium penyebaran yang begitu cepat atas fenomena--yang juga tragedi kehidupan manusia--tersebut.
Baru tiga hari lalu, Selasa (18/7), kasus bunuh diri Oka Mahendra Putra, mantan kekasih Awkarin alias Karin Novilda yang juga CEO Takis Entertainment, menyentak jagat millennial.
Oka yang--ironisnya--saat itu akan berulang tahun dua hari lagi, ramai dilaporkan bunuh diri. Ia meninggal di usia 22 tahun, namun keluarganya menampik ia bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Belum lagi kasus bunuh diri yang terjadi pada Jiro Inao, General Manager JKT 48, Maret lalu. Lihat: Gambaran Kronologi Bunuh Diri Jiro Inao; Haruka Eks JKT48: Senyum Terus ya, Jiro-San...
Itu baru kasus-kasus bunuh diri “besar” yang menyedot perhatian publik luas, belum lagi kasus-kasus lain yang amat banyak dan terkesan makin sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Penyebabnya bisa macam-macam. Karena di-bully, putus cinta, beban pekerjaan, problem keluarga, bahkan seorang pelajar memilih bunuh diri karena nilai rapor yang jelek!
Ilustrasi bunuh diri (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bunuh diri (Foto: Thinkstock)
Bunuh diri jadi fenomena berbahaya yang mesti ditanggulangi bersama. Tidak selayaknya rantai kematian-dengan-sengaja ini dibiarkan dan menelan lebih banyak korban, baik tua maupun muda. Semua pihak mesti bergandeng tangan untuk menghentikannya.
ADVERTISEMENT
Untuk memahami psikologis orang yang hendak atau berniat bunuh diri, kita mesti menyelami pikiran dari mereka yang pernah mencoba melakukannya. Silakan anda simak kisah-kisah berikut untuk meningkatkan kewaspadaan.
Kita juga perlu tahu ada apa di balik “bunuh diri”. Sila anda buka ulasan-ulasan berikut untuk selalu berjaga-jaga, agar orang-orang tersayang di sekeliling kita tak menjadi korban dari fenomena yang makin ganas ini.
ADVERTISEMENT
Anda bisa mencari bantuan jika mengetahui sahabat atau kerabat, termasuk diri anda sendiri, punya kecenderungan bunuh diri.
Informasi terkait depresi dan isu kesehatan mental lain bisa anda dapatkan via hotline bunuh diri yang dikelola Kementerian Kesehatan RI. Silakan hubungi di 500-454. Anda juga bisa menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri di email [email protected] dan telepon di 021 9696 9293.
ADVERTISEMENT