Konten dari Pengguna

Mengenal Kekuatan Genre Film di Bulan Kesehatan Mental Sedunia

Frances Edith Tjhang
Seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan fokus dalam komunikasi massa dan digital dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta
16 Oktober 2024 7:57 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Frances Edith Tjhang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Refleksi Seorang Sineas dalam Membuat Film dengan Isu Kesehatan Mental

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
(Hasil Edit Pribadi melalui Fitur AI)
Oktober selalu menjadi bulan yang istimewa, terutama dalam memperingati hari Kesehatan Mental Sedunia. Di tengah upaya global untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, media sering menjadi sarana utama dalam menyuarakan isu ini. Salah satu bentuk media yang paling kuat dalam mencerminkan dan menggugah pemahaman tentang kesehatan mental adalah film. Dalam berbagai aliran dan genre film, kesehatan mental telah dieksplorasi dengan cara yang beragam, mencerminkan kompleksitas dan tantangan yang dihadapi oleh individu dengan gangguan mental. Tapi, bagaimana sebenarnya kaitan antara film dan kesehatan mental, dan mengapa genre tertentu lebih efektif dalam menyampaikan pesan-pesan ini?
ADVERTISEMENT
Memilih Genre Film yang Tepat untuk Memperingati Bulan Kesehatan Mental Sedunia
Genre film adalah panduan instan yang memudahkan penonton memilih tontonan sesuai selera. Seperti yang diungkapkan oleh Astuti (2022), genre memberi kerangka ekspektasi bagi penonton sehingga memungkinkan mereka untuk menebak alur cerita dan memberikan kepuasan jika tebakan tersebut terbukti benar. Dengan memanfaatkan struktur, topik, dan bentuk yang khas dari setiap genre, penonton dapat memahami inti dari cerita yang ditawarkan. Lebih dari sekadar hiburan, genre juga menjadi tolok ukur bagi penonton untuk menilai apakah film tersebut memenuhi harapan yang sudah terbentuk di benak mereka. Setiap genre memiliki ideologi, ritual, dan prosedur tertentu yang membedakan satu sama lain, namun tetap memberikan karakteristik fundamental yang sama dalam genre tersebut. Dalam artikel ini, akan dibahas beberapa sub-genre yang bersinggungan dan relevan dengan isu-isu kesehatan mental.
ADVERTISEMENT

Film sebagai Cermin Kesehatan Mental

Dari sekian banyak aliran film, beberapa di antaranya memiliki kedekatan emosional yang kuat dengan isu kesehatan mental. Film bisa berfungsi sebagai medium yang membantu penonton memahami berbagai dimensi psikologis dari tokoh-tokohnya. Genre seperti drama psikologis, thriller psikologis, dan dokumenter sering kali membahas tema-tema seperti depresi, kecemasan, skizofrenia, atau PTSD.
Drama Psikologis sering menjadi ruang bagi sineas untuk menggambarkan perjuangan internal seseorang. Misalnya, film seperti A Beautiful Mind (2001) yang mengisahkan perjalanan hidup John Nash, seorang jenius matematika yang hidup dengan skizofrenia, menunjukkan dengan kuat betapa menantangnya hidup dengan gangguan mental sambil tetap berusaha menjalani kehidupan yang produktif. Film ini tidak hanya memaparkan tantangan mental Nash, tetapi juga menunjukkan bagaimana stigma sosial terhadap penyakit mental dapat memperburuk keadaan seseorang.
ADVERTISEMENT
Thriller Psikologis sering kali menawarkan pandangan yang lebih gelap dan penuh teka-teki mengenai kondisi mental tokoh utamanya. Film seperti Black Swan (2010) mengeksplorasi degradasi mental akibat tekanan dan ambisi, memberikan gambaran dramatis mengenai gangguan identitas disosiatif dan paranoia. Kekuatan genre ini terletak pada kemampuannya menempatkan penonton dalam posisi yang merasakan ketidakstabilan mental karakter utama, memungkinkan kita lebih dekat dengan pengalaman emosional yang mengganggu.
Sedangkan dokumenter, dengan sifatnya yang realistis dan mendalam, memberikan wawasan tentang kondisi nyata dari para penyintas kesehatan mental. Dokumenter seperti The Weight of Gold (2020) membahas depresi di kalangan atlet Olimpiade yang memperlihatkan bahwa gangguan mental bisa menimpa siapa saja, bahkan mereka yang tampaknya berada di puncak kesuksesan.
ADVERTISEMENT

Horor Psikologis: Antara Teror dan Kenyataan

Salah satu genre yang kerap tidak dipandang dalam konteks kesehatan mental adalah horor psikologis. Meski umumnya diasosiasikan dengan ketakutan, genre ini kerap menggali kedalaman psikologis karakter yang berhadapan dengan teror internal. Film seperti Hereditary (2018) memadukan elemen supernatural dengan trauma keluarga dan depresi sehingga menghadirkan narasi yang mencerminkan keterkaitan antara trauma mental dan pengalaman-pengalaman yang menakutkan.
Genre ini bekerja efektif karena memungkinkan penonton untuk secara tidak sadar mengonfrontasi ketakutan terdalam mereka, termasuk tentang ketidakstabilan mental. Penonton mungkin tidak selalu menyadari bahwa ketakutan yang mereka alami saat menonton film horor bisa menjadi refleksi dari ketakutan psikologis yang lebih dalam seperti rasa kehilangan kontrol atau identitas diri.

Romantisasi vs Realisme: Tantangan Penggambaran Kesehatan Mental

Di sisi lain, salah satu tantangan dalam penggambaran kesehatan mental di film adalah kecenderungan untuk meromantisasi kondisi ini. Genre romantis seringkali menggambarkan karakter dengan masalah kesehatan mental sebagai bagian dari narasi cinta yang penuh drama, namun jarang menunjukkan kompleksitas sesungguhnya dari kondisi tersebut. Film seperti Silver Linings Playbook (2012), meski diterima dengan baik, mendapat kritik karena dianggap terlalu menyederhanakan perjuangan karakter dengan gangguan bipolar.
ADVERTISEMENT
Meromantisasi kesehatan mental berpotensi membahayakan pemahaman publik terhadap seriusnya kondisi ini. Sebaliknya, film yang realistis dan jujur dalam menggambarkan pengalaman kesehatan mental dapat berkontribusi dalam menghapus stigma dan meningkatkan empati penonton. Oleh karena itu, sineas yang berani mengupas sisi gelap dan penuh tantangan dari kesehatan mental seringkali lebih dihargai dalam konteks pendidikan dan advokasi kesehatan mental.

Film dan Dampaknya pada Kesehatan Mental Penonton

Menonton film yang relevan dengan isu kesehatan mental juga memiliki dampak terapeutik bagi sebagian orang. Cinematherapy atau terapi film adalah pendekatan yang menggunakan film sebagai alat bantu untuk memfasilitasi pemahaman diri dan proses penyembuhan emosional. Dalam sesi terapi, pasien mungkin diminta menonton film tertentu yang dapat memicu diskusi tentang perasaan mereka atau membantu mereka melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak semua film dapat memberikan efek yang positif. Sebagian genre, seperti horor yang berlebihan atau thriller psikologis yang terlalu gelap contohnya bisa memicu kecemasan atau memperburuk kondisi mental yang ada. Oleh karena itu, penting bagi penonton untuk memilih film dengan bijak, terutama jika mereka tengah mengalami gangguan mental tertentu.

Akhir Kata

Dalam peringatan Bulan Kesehatan Mental Sedunia, film adalah medium yang sangat kuat dalam menyuarakan dan mengeksplorasi isu-isu kesehatan mental. Dari drama psikologis yang penuh emosi, thriller yang menggugah, hingga horor yang menggali ketakutan terdalam, setiap genre memiliki cara unik untuk menampilkan pergumulan batin dan isu psikologis manusia. Namun, sineas harus tetap waspada terhadap jebakan meromantisasi atau menyepelekan kondisi mental demi narasi dramatis.
ADVERTISEMENT
Dengan memahami dan menghargai representasi kesehatan mental dalam film, kita tidak hanya dapat meningkatkan kesadaran, tetapi juga menciptakan ruang bagi diskusi yang lebih terbuka dan empati yang lebih dalam di masyarakat. Sebuah film yang baik tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak kita untuk berpikir lebih dalam tentang kondisi mental, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Selamat Bulan Kesehatan Mental Sedunia!
Ditulis oleh Frances Edith Tjhang, mahasiswa Ilmu Komunikasi dengan fokus komunikasi massa dan digital dari Universitas Atma Jaya Yogayakarta.
Daftar Pustaka:
Astuti, R.A.V. (2022). Filmologi Kajian Film. Yogyakarta: UNY Press.
ADVERTISEMENT